Minggu, 26 Oktober 2008

SI ROBOT ANJING


Sementara Sony sibuk meng-upgrade AIBO, si robot anjing, untuk bisa menggonggong saat Anda mendapat surel terbaru.
Sebuah rumah tentu tidak akan bisa secerdas itu tanpa sekumpulan unsur-bagian yang saling berhubungan. Kecerdasan itu berasal dari integrasi sempurna berbagai perangkat dalam suatu jaringan di dalam rumah itu sendiri. Jaringan itu bisa berbasis saluran telepon, kabel-kabel, saluran nirkabel, atau hibrida dari semuanya. Sebagai contoh, lemari es cyber Anda akan mengirimkan surel ketika susu di lemari es di rumah Anda telah kadaluwarsa. Dengan begitu Anda bisa membeli yang baru saat pulang kerja. Karena menyala sepanjang hari, banyak orang berpikir lemari es amat cocok sebagai server komputer jaringan rumah cerdas.

Dengan prinsip kerja seperti itu, mesin cuci dan oven Internet bisa men-download informasi aktual yang berguna dari pabriknya. Bila bel pintu berbunyi saat Anda menonton film on-demand pada pesawat TV interaktif, gambar video tamu segera muncul pada webpad Anda. Gambar langsung yang dihasilkan kamera webcam itu membuat Anda tak perlu bingung berteriak atau berdiri untuk membukakan pintu untuk sang tamu. Satu tekan pada ikon “open” pada webpad itu akan membukakan pintu rumah Anda secara otomatis. Atau Anda diamkan saja bila si tamu ternyata tak Anda kehendaki.
Anda juga bisa menyusun program untuk seluruh rumah, seperti menyalakan lampu saat mulai gelap, membuka tirai jendela saat matahari mulai bersinar, atau mengatur temperatur udara secara otomatis. Asyik memang. Tapi perhatikan berat badan Anda! Sebab, Anda akan menjadi sangat pasif sehingga malas berolahraga.
Rumah yang secara total termodifikasi seperti itu, saat ini lebih dari sekadar konsep. LG mengilustrasikan visinya di file video streaming pada situsnya (www.dreamlg.com). Di Tokyo, Matsushita telah membuka sebuah rumah demo yang diberi nama eHII. Rumah demo itu penuh peralatan super canggih - termasuk sebuah toilet cerdas tadi.
Di Hongkong, pemerintah dan sebuah tim perekayasa Inggris sedang berusaha membuat paviliun eksibisi berteknologi tinggi bernama INTEGER. Paviliun itu dibangun di jantung kota untuk mempromosikan rumah tek-ti (hi-tech) yang asri. Samsung Electronics melengkapi satu dari dua paviliun itu dengan produk unggulan mereka, yang juga “cerdas.” Saat proyek itu terbuka untuk umum Oktober 2001, panitia akan meminta masukan dari pengunjung atas peralatan yang mereka sukai serta perangkat yang mereka inginkan ada di paviliun tersebut.
Masalah terbesar sekarang adalah: apa orang benar-benar menginginkan sebuah rumah-terpadu (networked home)? Firma-firma perangkat konsumen Asia memberi jawaban positif. Baru-baru ini Sony merombak ulang seluruh strateginya atas dasar pemikiran itu. Sekarang Sony dengan bangga menyebut dirinya sebagai “sebuah perusahaan solusi jaringan broadband personal.”
LG menghabiskan tiga tahun dan dana hampir US$ 4 juta untuk mengembangkan pendingin udara Internetnya yang diperkenalkan April lalu. Kepada Asiaweek, Lee In Kyu menginformasikan bahwa LG mengalokasikan lebih dari separuh dana riset dan pengembangan mereka untuk produk-produk networked.
Dukungan kuat dari pihak industri atas ide rumah cerdas itu membuat kita tinggal menghitung hari, menunggu saat perangkat Internet menjadi murah bagi setiap orang. Manny Lopez, seorang analis pemasaran dari firma IDC di Hongkong mengatakan bahwa, konsumen belum merasa akrab dengan produk-produk generasi baru. Begitu perangkat keras muncul di toko-toko akhir tahun ini, kesadaran konsumen pun akan mulai meninggi. Begitu pula dengan minat pada networked home. Masa depan seringkali tertunda-tunda datangnya, namun ia tak pernah gagal untuk hadir ke hadapan kita.

Tidak ada komentar: